LATEST POST
latest
Showing posts with label Opini. Show all posts
Showing posts with label Opini. Show all posts

Ternyata Film Sexy Killers Tidak Masuk Youtube Trending Gara-gara ini

Baru saja publik digegerkan oleh kemunculan film dokumenter Sexy Killers. Tiga hari lalu, tepatnya tanggal 13 April 2019 film itu diunggah ke Youtube oleh Watchdoc Image, sebuah saluran di youtube dan sekaligus pembuat film dokumenter tersebut. Hanya dalam waktu tiga hari saja film dokumenter ini telah ditonton sebanyak 13,1 juta kali (saat artikel ini ditulis). Sebuah pencapaian yang patut diacungi jempol untuk pembuatnya.

Anehnya, film dokumenter itu tidak masuk dalam list trending Youtube Indonesia. Ada apa? Pastinya anda bertanya-tanya, "Kenapa film Sexy Killers tidak menjadi Trending di Youtube?" Apakah ada pihak-pihak yang sengaja membayar atau memaksa Google atau Youtube agar tidak memasukkan film Sexy Killers itu dalam daftar trending Youtube Indonesia karena merasa dirugikan oleh konten film dokumenter tersebut? Mari kita bahas tuntas di sini. Lihat gambar screenshot daftar trending saat ini (17 April 2019 pukul 22.50) di bawah dan bandingkan dengan gambar screenshot di awal paragraf di atas.

Bagaimana mungkin video "PRANK !! LIMBAD BUKA SUARA AKHIRNYA - ZERO GRAVITY - SATU2nya ( NO CLICK BAIT )" yang sama-sama diupload 3 hari lalu dan baru ditonton 3,6 juta kali menjadi trending nomor 1?

Bisa-bisanya video "Nyusul Gempi ke Bali" yang sama-sama diupload 3 hari lalu dan baru ditonton 3,8 juta kali bisa trending nomor 3?

Sebenarnya ada apa ini? Ada yang berusaha menutup-nutupi fakta? Let's think smarter!

Padahal seharusnya yang masuk dalam list trending nomor 1 adalah "Sexy Killers", melihat pertumbuhan penontonnya yang begitu pesat dalam waktu 3 hari saja. Tetapi film Sexy Killers masuk trending pun tidak. Jangankan trending nomor 1, nomor 50 saja tidak. Why?

Mari kita bahas keganjilan ini berdasarkan penjelasan dari Google tentang bagaimana video-video itu bisa masuk dalam daftar trending. 

Pertama. Trending membantu penonton melihat apa yang sedang terjadi di YouTube dan di seluruh dunia. Beberapa tren bisa diprediksi, misalnya seperti lagu baru dari artis populer atau cuplikan video baru. Namun, beberapa di antaranya tidak bisa diduga, misalnya saja video yang tiba-tiba viral. Trending bertujuan untuk menampilkan video yang akan disukai oleh banyak penonton. Mari kita bandingkan mana yang lebih banyak disukai penonton, lihat gambar di bawah ini.


 Sexy Killers 694 rb likes VS Prank !! Limbad 181 rb likes. Jadi, mana yang seharusnya trending?

Kedua. Di antara banyak video baru yang bagus di YouTube pada hari tertentu, hanya sejumlah video tertentu saja yang bisa muncul di Trending. Tujuan Trending adalah menampilkan video yang:
  • Dianggap menarik oleh cakupan penonton yang luas
  • Tidak menyesatkan, bersifat clickbait, atau sensasional
  • Menangkap luas apa yang sedang terjadi di YouTube dan di seluruh dunia
  • Idealnya, video yang mengejutkan atau benar-benar baru
Dari poin-poin di atas, menurut penulis, Sexy Killers memenuhi semua kriteria tersebut. Sexy Killers sangat menarik, tidak menyesatkan, apalagi clickbait atau sensasional.

Ketiga. Trending bertujuan untuk menyeimbangkan semua pertimbangan ini. Untuk mencapai keseimbangan tersebut, Trending mempertimbangkan berbagai sinyal, termasuk (namun tidak terbatas pada):

  • Jumlah penayangan
  • Tingkat pertumbuhan penayangan
  • Sumber asal penayangan (termasuk di luar YouTube)
  • Usia video
Dari poin jumlah penayangan, jelas Sexy Killers memiliki jumlah penayangan jauh lebih besar dengan video yang sedang trending nomor 1 saat ini. Dari poin tingkat pertumbuhan penayangan, dalam waktu 3 hari 13,1 juta kali VS 3,6 juta kali, mana yang lebih besar pertumbuhan penayangannya? Dari poin sumber asal penayangan, film Sexy Killers seharusnya tidak ada masalah. Dari poin usia video, Sexy Killers berusia 3 hari, sementara usia video yang sedang trending adalah 3 hari juga.

Keempat. Daftar video yang sedang tren diperbarui sekitar setiap 15 menit. Saat pembaruan dilakukan, video mungkin akan berpindah ke atas, ke bawah, atau tetap berada di posisi yang sama dalam daftar. Secara logika, meskipun setiap 15 menit bisa saja daftar trending youtube berpindah ke atas atau ke bawah, seharusnya Sexy Killers juga tidak ada masalah dengan skema ini. Hanya saja Sexy Killers tidak masuk sama sekali ke daftar trending 1 sampai 50.

Jika dari semua poin yang telah kita bahas tadi, Sexy Killers seharusnya masuk Youtube Trending, maka mungkin satu-satunya pertanyaan yang tersisa adalah apakah ada pihak-pihak yang sengaja membayar atau memaksa Google atau Youtube agar tidak memasukkan film Sexy Killers itu dalam daftar trending Youtube Indonesia? Pada siapa seharusnya kita bertanya? "You Know Who" mengutip istilah yang digunakan oleh para penyihir di film Harry Potter untuk menyebut Voldemort, si pembunuh berdarah dingin. Jadi, silahkan bertanya pada "You Know Who". Jika anda belum tahu dia siapa, silahkan anda menonton terlebih dahulu film Sexy Killers, sebelum pihak-pihak yang kebakaran jenggot akibat film itu memaksa Youtube menghapus film itu dari Youtube.

Artikel ini hanya sekedar unek-unek dari penulis, tidak ada maksud untuk mendiskreditkan siapapun. Jika anda punya pendapat lain, silahkan beri komentar anda di kolom komentar di bawah.

Anda juga bisa membaca penjelasan dari Google mengenai bagaimana video bisa trending di Youtube melalui link ini https://support.google.com/youtube/answer/7239739?hl=id.

"Perang Diskon GoPay vs OVO" Mana yang Lebih Disukai?

Banner Cahback OVO vs GoPay di FamilyMart
Kabar gembira bagi para pengguna GoPay dan OVO, karena beberapa hari ini (akhir Maret 2019) kedua fintech tersebut tengah berperang memanjakan penggunanya dengan memberikan diskon berupa Cashback gila-gilaan setiap hari. Kedua fintech tersebut sedang adu kekuatan siapa yang lebih banyak bakar duit. Ini tentu menjadi keuntungan bagi para penggunanya di masa-masa bakar duit seperti ini.

Artikel ini dibuat hanya sebagai informasi bagi para pembaca atau pengguna GoPay dan OVO. Tidak ada maksud untuk menjelekkan salah satunya. Ulasan pada artikel ini bersifat subjektif dan bisa jadi tidak sesuai dengan pendapat para pembaca yang budiman, oleh karena itu, jika ada masukkan atau pendapat lain silahkan berikan di kolom komentar. Ayo tunjukkan suaramu sebagai Tim GoPay atau Tim OVO!

Saya mungkin adalah satu dari ratusan ribu orang yang menggunakan jasa kedua fintech tersebut. Sulit rasanya jika hanya menggunakan salah satu, misalnya GoPay saja atau OVO saja. Bukan karena kemaruk ingin mendapat manfaat Cashback yang diberikan oleh keduanya, tetapi lebih karena penggunaannya untuk pembayaran trasnportasi online yang praktis atau cashless. GoPay adalah fitur yang memang sudah ada dalam aplikasi GoJek dan OVO yang terintegrasi dalam aplikasi Grab, memudahkan saya dalam pembayaran transportasi ketika menggunakan kedua moda transportasi online tersebut baik motor maupun mobil. Bahkan saya menggunakan OVO sudah lama, sebelum OVO terintegrasi dengan Grab saya sudah menggunakannya. Malahan saya ada kartu OVO yang bisa saya gunakan sebagai alat pembayaran juga. Waktu itu OVO baru ada di Matahari Department Store, setahu saya.

Poin plus menggunakan kedua fintech (GoPay dan OVO) ini adalah ketika keduanya sedang memberikan promo Cashback dalam waktu bersamaan seperti pada akhir bulan ini (Maret 2019). Kita bisa menikmati keduanya dalam waktu bersamaan, bahkan pada merchant yang sama jika merchant tersebut sudah bekerja sama dengan keduanya.

Lebih suka mana, Promo Cashback GoPay atau OVO?

Jika harus memilih, maka saya lebih suka promo Cashback GoPay dibanding dengan OVO. Berikut akan saya ulas kenapa saya lebih suka promo Cashback GoPay dibandingkan dengan promo Cashback OVO.

1. Promo Cashback GoPay lebih sering dan bermacam-macam

Menurut saya promo Cashback GoPay lebih sering, setiap hari berbulan-bulan. Ada merchant tertentu promo cashback GoPay selama 3 bulan, bahkan di McDonald's - Cashback 20% selama satu tahun dari 1 Februari 2019 hingga 31 Januari 2020 (go-jek.com, 24 Maret 2019). Saya merasa promo GoPay tidak pernah berhenti, bahkan bisa bertumpuk-tumpuk. Misalnya, selama 3 bulan promo Cashback 20%, tetapi pada hari tertentu Cashback 30% dengan ketentuan yang berbeda lagi. Promo Cashback GoPay bermacam-macam, bahkan bisa jadi merchant tertentu memiliki promo Cashback khusus.

2. Merchant GoPay adalah merchant favorit

Menurut saya merchant GoPay adalah merchant-merchant favorit penggunanya. Meskipun beberapa merchant juga bekerja sama dengan OVO, tetapi tidak semua. Beberapa contoh merchant GoPay yang merupakan tempat-tempat favorit meliputi rumah makan, tempat belanja, kafe, toko buku, dan lain-lain, yaitu McDonald's, Hokben, BreadTalk, Starbucks, Excelso, Gramedia, Alfmart, FamilyMart, Miniso, dan lain-lain.

3. Maksimal cashback GoPay reset perhari

Ini yang membuat senang pelanggan GoPay yang akan selalu betah mengulang-ulang top up saldo GoPay-nya. Maksimal cashback GoPay reset perhari, artinya seolah-olah tidak ada batas maksimum cashback selama periode promo, adanya maksimum cashback perhari per transaksi. Sementara itu, promo cashback OVO ada batas maksimal dalam satu periode promo.

Contohnya seperti pada gambar di atas, merupakan promo cashback GoPay dan OVO di FamilyMart, berikut syarat dan ketentuannya.

GoPay-Cashback 20% (diambil dari go-jek.com tanggal 24 Maret 2019)
1. Khusus pembayaran di tempat menggunakan GO-PAY
2. Cashback maksimal Rp20.000/transaksi
3. Promo berlaku untuk 1 kali transaksi pertama dalam 1 hari per pengguna
4. Berlaku di semua gerai Family Mart di Indonesia
5. Tanpa minimum transaksi
6. Cashback akan diterima maksimal dalam 1x24 jam
7. Promo tidak berlaku untuk pembayaran tagihan (pembayaran telepon, listrik pam, internet, finansial, asuransi, dan tv cable), isi ulang (pulsa, tiket kereta, dan e-money), rokok dan susu bayi
8. Promo dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya
GO-PAY berhak menahan dan/atau membatalkan promo kepada pengguna sewaktu-waktu termasuk jika ditemukan tindakan penyalahgunaan (abusive), kecurangan (fraudulent) dan/atau aktivitas mencurigakan lainnya di akun pengguna
OVO-Cashback 60% (diambil dari ovo.id tanggal 24 Maret 2019)
1. Promo berlaku di outlet-outlet yang berpartisipasi.
2. Setiap transaksi minimum Rp 10.000 menggunakan OVO Cash, berhak mendapatkan Cashback 60% dalam bentuk OVO Points (1 OVO Point = Rp 1).
3. Maksimum Cashback yang diberikan hingga 30.000 OVO Points/struk/transaksi dan hingga 60.000 OVO Points selama periode promo/merchant (bukan per outlet).

4. Cashback GoPay berupa saldo uang bukan points

Yang lebih menggembirakan lagi adalah cashback GoPay langsung berupa saldo uang pada GoPay, sedangkan cashback OVO dalam bentuk OVO Points. Tentu ini menjadi pertimbangan bagaimana orang lebih suka Cashback GoPay dibanding OVO. Cashback GoPay yang berupa saldo uang pada GoPay bisa dibelanjakan lagi dan mendapatkan promo lagi, karena memang bentuknya uang. Cashback OVO dalam bentuk OVO Points yang bisa digunakan untuk belanja juga, tetapi belanja dengan OVO Points tidak berlaku promo cashback.
Orang tentunya lebih suka belanja dengan uang lalu mendapat cashback berupa uang, dibanding belanja dengan uang lalu mendapat cashback berupa points.

5. Cara pembayaran menggunakan GoPay lebih praktis dibanding OVO

Cara pembayaran menggunakan GoPay adalah dengan scan QRcode lalu detail jumlah pembayaran akan muncul di layar dan lalu cukup klik tombol BAYAR dan memasukkan PIN untuk verifikasi, transaksi selesai. Cara ini menurut saya lebih praktis dibanding dengan cara pembayaran menggunakan OVO. Cara pembayaran menggunakan OVO pada umumnya agak lebih ribet, karena harus memasukkan nomor HP ke mesin EDC (Electronic Data Capture) OVO. Jika benar, maka detail tagihan akan muncul di layar aplikasi OVO kita, lalu memilih metode pembayaran OVO Cash atau OVO Points, lalu klik tombol BAYAR.

Setahu saya, OVO memiliki fitur cara pembayaran menggunakan QRcode atau Barcode, tetapi entah kenapa saya selalu menggunakan cara tersebut dalam paragraf di atas setiap melakukan pembayaran menggunakan OVO.

Nah, anda Tim GoPay atau Tim OVO?

Tidak Ada Alasan Membenarkan Teroris (Teror di Dua Masjid New Zealand)

 
Situasi Pasca Penyerangan Di Masjid Kota Christchurch, New Zealand (img source: cnn.com)
Sungguh sangat memprihatinkan kejadian teror di Masjid Al Noor, di pusat kota Christchurch, New Zealand, yang menewaskan 41 orang. Lalu dilanjutkan teror di Masjid Linwood, New Zealand, yang menewaskan 8 orang. Total korban teror yang terjadi pada Jumat (15/3) siang waktu setempat itu adalah 49 orang. Sungguh sebuah tindakan biadab, menyerang dengan menembaki secara brutal sekelompok umat muslim yang sedang melakukan ibadah di kedua masjid tersebut.

Seluruh dunia mengecam tindakan brutal yang dilakukan oleh Brenton Harrison Tarrant, 28, yang berkewarganegaraan Australia itu. Benar-benar seorang teroris keji dan hanya hukuman matilah yang pantas ia terima. 

Namun, di hiruk-pikuk seluruh masyarakat dunia mengutuk kejadian ini, ada yang janggal dengan pernyataan yang disampaikan oleh Fraser Anning - Senator Australia. Anning pada Jumat (15/3) merilis pernyataan yang menyalahkan imigran muslim sebagai penyebab serangan terhadap dua masjid di Christchurch, New Zealand itu. Entah apa yang ada di otak Anning, sehingga mengeluarkan pernyataan semacam itu. Yang menurut saya, pernyataan Anning ini benar-benar tidak mencerminkan seorang senator yang notabene memiliki strata pendidikan yang tinggi dan mengenyam pendidikan formal dan moral yang lebih baik.

Teroris adalah teroris, dan dari sisi manapun tidak sepantasnya teroris dianggap sebagai tindakan yang benar. Jika Anning menyatakan bahwa imigran muslim sebagai penyebab penyerangan, itu mencerminkan kebodohan dalam berpikir. Anning mungkin juga patut diduga terganggu jiwanya, tidak memiliki rasa perikemanusiaan, dan memiliki benih kediktatoran. Anning mungkin belum sempat berpikir bagaimana jika salah satu korban adalah anaknya? Mungkin cara pandang Anning akan berbeda dalam menyikapi kejadian ini.

Anning mungkin tidak berpikir jauh tentang peristiwa masa lampau yang terjadi di Bali, Indonesia saat peristiwa Bom Bali 1 (12 Oktober 2002) yang menelan korban jiwa lebih dari 200 orang itu. Korban meninggal Bom Bali 1 sebagian besar adalah turis asing yang kemungkinan besar juga warga Australia. Apakah mungkin Anning akan menyatakan pendapat yang sama mengenai peristiwa masa lampau itu? Saya rasa tidak. Tidak mungkin Anning akan menyatakan bahwa penyebab serangan Bom Bali 1 adalah karena derasnya arus turis asing yang datang ke Bali bahkan tinggal lama di Bali.

Pernyataan Anning yang menyalahkan imigran muslim memicu kemarahan seluruh masyarakat dunia. Bahkan seorang pemuda Australia meluapkan kemarahannya kepada Anning dengan melemparkan telor ke kepala Anning saat ia sedang wawancara live dengan beberapa stasiun TV. Masyarakat seluruh dunia mendukung aksi heroik yang dilakukan oleh pemuda itu. Mungkin masyarakat seluruh dunia berharap telor yang pecah di kepala Anning itu akan menyadarkan otak Anning agar segera sadar dari kebodohannya.

"TERORIS ADALAH TERORIS, TIDAK ADA ALASAN MEMBENARKANNYA, DAN TIDAK ADA ALASAN BAHWA TERORIS ADALAH PAHAM DARI SUATU AGAMA"

Masih Merasa Kasihan sama Pengemis?

Mengemis adalah profesi sebagian kecil rakyat di negeri ini. Kenapa saya bilang profesi, ya jelas profesi dong orang penghasilan per bulan bisa lebih dari 15 Juta Rupiah. Anda berapa? Jadi pengemis nggak perlu modal loh. Modal tampang memelas aja sih. Eith, tunggu dulu, siapa bilang mengemis nggak modal? Modal kok, modalnya ya baju rombeng, ember, jaring ikan, dll.

Pengemis, hidupnya lebih makmur daripada tukang sapu. Buktinya para gepeng alias gelandangan dan pengemis di Bandung lebih suka jadi pengemis daripada jadi tukang sapu. Pantes banyak orang berbondong-bondong dari kampung dengan modal baju rombeng datang ke kota Jakarta.

Mengemis memang menjajikan. Buktinya sudah banyak pengemis yg terkena razia dinas sosial DKI Jakarta yg ketahuan bohongnya. Bohong apa saja? Ada nenek-nenek dan kakek-kakek yang kedapatan menyimpan uang ratusan juta rupiah, ada pengemis yang mengaku di kampung rumahnya bagus, ada pengemis yang di kampung serba kecukupan, pokoknya banyak dan semakin banyak.

Saya juga pernah melihat pengemis gadungan alias pembohong. Saya melihat di daerah Cideng, Jakarta Pusat, tepatnya di lampu merah Cideng yang deket Holland Bakery itu loh. Suatu ketika saya sedang dalam perjalanan pulang dari kampus. Di situ saya melihat seorang laki-laki yang meminta-minta pada setiap pengendara mobil maupun motor dengan jalan agak dipincang-pincang-in dan membawa tongkat sebagai tumpuan jalan, bajunya lusuh, wajahnya juga nampak dibuat lusuh. Sumpah aktingnya jago banget. Saya perhatiin aja itu orang. Saya justru nggak merasa kasihan pada orang itu, tapi malah ada sesuatu yang lucu dengan orang itu. Pertama, kakinya dibalut (baca: diperban) kain warna putih kecoklatan. Balutan itu sampai bener-bener kencang, sehingga terlihat ujung kakinya memerah, sepertinya pembuluh darah di bawah balutan itu tidak mengalir. Kedua, saya melihat dia setiap hari, setiap saya jalan pulang dari kampus selalu melihat dia di tempat itu, jadi seolah-olah sudah menjadi rutinitas saya bertemu dengan pengemis itu. Ketiga, suatu ketika saya pulang dari kampus lumayan malam, habis nonton soalnya, lewat jalan itu juga. Saya dari arah harmoni, eh di situ tiba-tiba macet gara-gara ada seorang pengendara mobil tiba-tiba meninggal mendadak karena serangan jantung sepertinya. Seperti yang dilakukan oleh orang-orang Indonesia biasanya, kalau ada insiden seperti itu malah jadi tontonan. Waktu saya perhatiin ke kerumunan orang-orang, saya melihat pengemis itu, ternyata dia bisa jalan secara normal, nggak pincang lagi. Gara-gara pengemis itu saya jadi berhenti, padahal awalnya nggak mau berhenti. Saya perhatiin aja pengemis itu. Beberapa saat kemudia dia jalan dan mengambil motornya yang diparkir di deket situ, lalu dia naik motornya dan pergi meninggalkan kerumunan orang-orang menuju jalan ke arah Grogol. Saya pun juga langsung tancap gas, ngikutin dia, saya perhatiin aja dia dari belakang. Lalu saya berkata dalam hati, "busyet ini orang bener-bener profesinya ngemis".

Sampai saat ini saya selalu bertanya-tanya dalam hati saya setiap ketemu dengan pengemis. "Dimana rasa malumu?" "Mengapa harus mengambil jalan hidup seperti ini?"

Pengemis oh pengemis. Engkau rela menjadi sampah demi seonggok uang yang kau tumpuk di kampung halamanmu. Engkau rela hidup dalam topeng ketidakberdayaan demi mendapatkan belas kasihan orang lain.

Wahai sahabatku yang rajin berderma. Sedekah adalah kebaikan sesama manusia yang diajarkan oleh Tuhan. Tapi apakah kedermawananmu itu harus membuat budaya ngemis ini makin merajalela. Ini adalah budaya yang tidak baik. Jangan biarkan anak cucu kita menjadi generasi pengemis. Menurut saya jika kalian ingin sedekah, sedekahkan pada panti asuhan, ke anak-anak yang tidak mampu sekolah padahal memiliki keinginan yang kuat untuk sekolah, dll. Masih banyak cara di dunia ini untuk menyedekahkan harta sahabat. Masih mau ngasih duit ke Pengemis?

(Tapi harus diingat kawan: TIDAK SEMUA PENGEMIS ITU BOHONGAN, ADA JUGA YANG BENAR-BENAR PENGEMIS. Saran saya adalah: LIAT-LIAT DULU ORANGNYA SEBELUM MEMBERINYA SEDEKAH)