Selamat datang di SebatangKaktus.com teman-teman. Sudah lama sekali saya tidak posting artikel di blog ini, apalagi posting artikel tentang pengalaman. Baiklah, kali ini saya akan berbagi pengalaman saya periksa THT ke Rumah Sakit Khusus THT - Bedah KL Proklamasi.
Mungkin beberapa dari teman-teman pembaca yang budiman belum paham apa itu THT dan apa itu KL? Saya jelaskan sedikit di sini. THT adalah singkatan dari Telinga, Hidung, Tenggorok. Dari kepanjangannya sudah tahu dong ya, bahwa THT itu berkaitan dengan penyakit atau gangguan pada telinga, hidung, dan tenggorokan. Lalu KL itu adalah Kepala dan Leher. Nah, dari sedikit penjelasan tersebut tentunya teman-teman sudah paham bahwa RS Proklamasi adalah rumah sakit khusus yang menangani penyakit atau gangguan telinga, hidung, tenggorokan, juga bedah kepala dan leher. Oleh karena itu dokter-dokter yang bekerja di RS Proklamasi adalah dokter spesialis THT dan Bedah KL. Sekedar info, meskipun RS Proklamasi adalah rumah sakit khusus THT dan bedah KL, namun di sana juga ada beberapa klinik lain selain THT dan bedah KL, misalnya klinik gigi.
Langsung saja ke inti cerita. Saya menderita gangguan telinga bagian kanan sudah cukup lama, mungkin sejak kecil tetapi saya sepelekan begitu saja. Karena gangguan telinga yang saya alami hanya kadang-kadang terjadi. Saya merasakan telinga kanan saya penuh dan tersumbat, jadi kadang-kadang berasa seperti suara teredam di telinga bagian kanan dan tidak sejelas di telinga bagian kiri. Biasanya, saya hanya bersihkan dengan cutton bud dan gangguan itu menghilang, tetapi sering kambuh secara tiba-tiba terutama setelah mandi telinga bagian kanan tersumbat.
Lalu kenapa tiba-tiba saya periksa THT ke RS Proklamasi? Jadi, bulan Februari 2019, saya merasa bahwa saya pilek sudah berbulan-bulan tak kunjung sembuh dan telinga kanan saya kambuh lebih sering dari biasanya. Saya takut terkena sinusitis, karena ada saudara saya yang mengalami gejala seperti saya (pilek tidak sembuh-sembuh) dan ternyata setelah diperiksa ke dokter didiagnosa mengalami sinusitis dan harus menjalani operasi. Selain itu, saya pun juga was-was, jangan-jangan telinga kanan saya yang tersumbat ini gara-gara sinusitis. Karena beberapa artikel kesehatan yang saya baca di internet, jika terjadi infeksi pada bagian sinus bisa saja merembet ke penyumbatan saluran telinga (saluran eustachius: saluran penghubung telinga tengah dengan tenggorokan bagian belakang). Opini saya bahwa gangguan di telinga kanan saya berkaitan dengan pilek saya yang tidak kunjung sembuh diperkuat oleh pengalaman saya ketika naik pesawat terbang, telinga kanan saya mengalami sakit yang luar biasa. Ketakutan demi ketakutan itu pun semakin hari semakin menghantui saya. Akhirnya, saya memutuskan untuk periksa ke RS Proklamasi dengan keluhan pilek yang tidak kunjung sembuh dan telinga kanan sering terasa tersumbat di akhir Februari 2019.
RS Proklamasi ini beralamat di Jl. Proklamasi No.43, RT.11/RW.2, Pegangsaan, Menteng, Kota Jakarta Pusat. Jika dari arah Cikini masih lurus lagi setelah Dealer Mobil Lexus Indonesia. Di sana ada fasilitas parkir baik untuk mobil maupun motor yang berada luar dan di basement, meskipun sangat sempit. Saat memasuki pintu depan RS Proklamasi ini maka dari sana langsung terlihat meja pendaftaran. Bagi yang belum pernah periksa di RS Proklamasi ini, maka akan dikenakan biaya pendaftaran sebesar Rp 50.000 dengan rincian Rp 30.000 untuk biaya administrasi dan Rp 20.000 untuk kartu pasien.
Sekedar info bagi teman-teman, RS Proklamasi ini buka setiap hari meskipun hari libur (tanggal merah). Setiap hari ada beberapa dokter spesialis THT dan Bedah KL yang praktik bergantian sesuai jadwal. Silahkan cek jadwal praktik dokter THT per hari RS Proklamasi di link ini
https://rs-proklamasi.co.id/id/jadwal-dokter-tht-per-hari/. Waktu itu saya datang ke sana Selasa pagi sekitar jam setengah sepuluh sebelum berangkat ke kantor. Saya memilih Dokter Alvin waktu itu. Dan ternyata, Dokter Alvin ini dokter yang masih muda, ramah, baik, dan enak banget diajak ngobrol. Saya merasa seperti bukan sedang konsultasi dengan dokter yang kaku seperti biasanya, tetapi dia seperti dokter yang menjadi teman ngobrol santai kita.
Saat diperiksa oleh Dokter Alvin saya sampaikan keluhan saya. Lalu Dokter Alvin melakukan tindakan pengecekan pada telinga dan hidung saya. Di telinga kanan saya ternyata ada kotoran sebesar biji jagung bulat yang menyebabkan suara teredam. Dokter Alvin pun berusaha untuk mengeluarkan kotoran itu. Tetapi kotoran itu sudah membatu karena mungkin sudah saking lamanya mengendap di situ bertahun-tahun. Lalu untuk sedikit melunakkannya, telinga bagian kanan saya diberi cairan yang saya tidak tahu itu cairan apa, lalu kotoran itu berulang kali dicongkel oleh Dokter Alvin agar keluar dari telinga kanan saya. Saat dicongkel, saya merasakan sakit yang luar biasa. Berulang kali Dokter Alvin menenangkan saya, "Sedikit lagi, ditahan ya, saya sedang mencari sedikit celah, ditahan ya" Sampai berkali-kali dicongkel bergantian dihisap dengan alat, dan belum berhasil. Saya benar-benar merasakan kesakitan yang luar biasa waktu itu. Bayangkan ada batu yang besarnya sudah menutupi saluran telinga, lalu batu itu dicongkel, sakit dan ngilu yang luar biasa pastinya.
Kotoran pun berhasil dikeluarkan setelah dicongkel berkali-kali dalam waktu yang tidak sebentar, sempat istirahat sebentar karena saya tidak kuat menahan sakitnya. Setelah keluar, kotoran itu benar-benar sebesar biji jagung bulat dan warnanya hitam pekat, serta keras seperti batu. Heran saya, kenapa ada kotoran sebesar dan sekeras itu di telinga kanan saya, padahal saya rajin membersihkan telinga saya. Sementara, di telinga saya bagian kiri bersih dan kering.
Setelah kotoran keluar, telinga kanan saya masih sakit dan keluar darah, tetapi berasa "plong" lega. Suara yang terdengar di telinga kanan saya jernih kembali. Lalu lubang telinga kanan saya yang terluka karena proses pengeluaran kotoran itu diberi cairan keras (mungkin, karena saat dioleskan berasa panas) agar cepat kering dan tidak terjadi infeksi.
Untuk pengecekkan Sinus Paranasal, saya harus dirontgen terlebih dahulu. Saya pun keluar dari ruang praktik Dokter Alvin untuk antre tindakan rontgen yang kebetulan bersebelahan dengan ruang praktik Dokter Alvin. Tidak terlalu lama rontgen giliran saya, dan tidak terlalu lama juga hasilnya keluar. Saya pun kembali ke ruang Dokter Alvin untuk menunjukkan hasil rontgen. Dari hasil rontgen menunjukkan bahwa sinus saya baik-baik saja, tidak ada peradangan. Hanya ada sedikit peradangan pada bagian tenggorokan atas yang mungkin itu yang menyebabkan pilek saya tidak sembuh-sembuh. Dan sesuai penjelasan Dokter Alvin, peradangan ini disebabkan oleh alergi debu. Lalu Dokter Alvin menuliskan resep obat untuk saya.
Selanjutnya saya mengantre untuk melakukan pembayaran. Tidak berselang lama nama saya dipanggil untuk melakukan pembayaran. Bersyukur dari sebegitu banyak rincian biaya yang ditagihkan ke saya, sebagian besar ditanggung oleh asuransi dari kantor. Saya hanya membayar sedikit sisanya yang tak tercover oleh asuransi tersebut. Setelah saya melakukan pembayaran, saya ke loket farmasi untuk mengambil obat saya, tetapi tetap menunggu antrean terlebih dahulu.
Setelah, obat ada di tangan, saya pun melangkah keluar pintu RS Proklamasi dengan sangat lega dan bersyukur. Lega dan bersyukur karena kotoran di telinga kanan saya berhasil dikeluarkan, lega dan bersyukur karena saya tidak terkena sinusitis, lega dan bersyukur karena sebagian besar biaya pengobatan sudah ditanggung oleh asuransi. Saya pun langsung melanjutkan perjalanan menuju ke kantor, meskipun telinga kanan saya masih merasakan sakit.
Bersambung....